10 langkah dalam membuat buku
Sebuah buku,
berfungsi untuk mempresentasikan informasi yang terkandung dalam buku
kepada pembacanya. Setiap buku harus memiliki isi yang menarik sehingga
pembaca tertarik untuk mendalami isi dari buku tersebut. Isi dari buku
panduan pun, harus memiliki nilai manfaat yang dapat diaplikasikan oleh
para pembacanya. Buku yang baik, adalah buku yang mampu
mentransformasikan isinya dari penulis ke pembacanya. Oleh karena itu,
seorang penulis buku yang baik, hendaknya dapat memposisikan dirinya
sendiri sebagai pembaca, sehingga ia dapat mengevaluasi tulisannya
apakah tulisan tersebut mampu dimengerti oleh pembaca, atau justru
sebaliknya.
Membuat buku
tidak dapat dikatakan mudah atau sulit. Hanya saja, dalam pembuatannya
ada beberapa langkah yang apabila diikuti akan mempermudah dalam
penulisan sebuah buku. Berikut adalah 10 langkah dalam membuat buku.
1. Gagasan atau ide
Langkah
pertama yang harus diambil adalah mengumpulkan ide atau gagasan dalam
membuat sebuah buku. Misalnya, ide untuk membuat buku paduan praktik
kerja lapangan. Gagasan ini mucul dikarenakan adanya fenomena yang
berlangsung di tempat bekerja. Fenomena yang berlangsung adalah tidak
adanya pelatih untuk memberi pelatihan kepada siswa maupun mahasiswa
yang mengikuti program PKL di tempat kerja tersebut.
Fenomena
tersebut melahirkan sebuah gagasan menarik yaitu membuat buku panduan
kegiatan praktik kerja lapangan yang harus dilakukan oleh peserta PKL.
Dengan demikian, peserta PKL mendapatkan informasi tertulis dari buku
panduan tersebut, tanpa perlu melibatkan terlalu banyak karyawan yang
masih harus melakukan tugas lain.
2. Fokus pada gagasan
Tahap
selanjutnya, saat membuat buku, kita harus fokus pada gagasan yang telah
diciptakan. Fokus pada gagasan ini berarti menyelami lebih dalam
tentang ilmu dan pemahaman dari gagasan yang akan kita tulis dalam
buku. Apabila kita telah menetapkan gagasan apa yang akan kita bahas,
untuk memperkuat ilmu yang akan kita representasikan dalam buku yang
akan ditulis, kita dapat menambah referensi dari sumber lain, tentunya
dengan mencantumkan sumber tulisan agar tidak dianggap sebagai pelagiator.
3. Membuat kerangka buku
Seperti
halnya sebuah karangan, dalam menulis buku hendaknya dibuat kerangkanya
terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar penulisan terarah dan tetap
fokus pada gagasan yang akan disampaikan, tidak melenceng ke persoalan
lain yang sebetulnya tidak perlu dibahas dalam buku tersebut.
Kerangka
juga mempermudah dalam penulisan dan penyusunannya. Dengan adanya
kerangka dari buku yang akan dibuat, penulis akan lebih terarah dalam
menulis buku, sehingga isi dari buku tersebut akan tertuju jelas pada
hal-hal yang akan dijelaskan.
4. Mulai menulis konsep
Saat pertama
menulis satu buku, buku tersebut belum tentu berhasil ditulis dengan
baik. Penulis sebaiknya menulis apa-apa yang ingin ia sampaikan melalui
tulisan. Akan tetapi jangan terlalu berbangga pada apa-apa yang telah
ia tulis. Tulisan pertama pada dasarnya masih merupakan tulisan ‘kasar’
artinya tulisan tersebut masih perlu dipelajari dan juga masih perlu
dibenahi agar menjadi tulisan yang lebih baik, yang dapat
menginformasikan isinya dengan efektif. Buku yang konsepsional akan
memiliki hasil yang lebih baik daripada buku yang tidak dilandasi oleh
konsep sama sekali.
5. Pelajari tulisan
Hal yang
paling sulit dilakukan oleh seorang penulis, adalah menilai tulisannya
sendiri. Secara alamiah mereka dapat menilai bahkan mengritik tulisan
orang lain, akan tetapi mereka terkadang kurang dapat menilai tulisan
mereka apalagi mengritik tulisan mereka sendiri. Kendati demikian,
setelah menulis suatu buku, sebaiknya tulisan itu dibaca kembali.
Biasanya, saat membaca kembali isi buku yang telah kita tulis, kita akan
menemukan banyak kesalahan dalam tulisan tersebut.
Untuk lebih
meyakinkannya, sebagai penulis dari sebuah buku, ada lebih baiknya kita
meminta beberapa orang untuk membaca buku yang telah kita tulis.
Orang-orang tersebut dapat kita minta pendapatnya dan memberitahu
kesalahan-kesalahan yang ada pada buku, dengan demikian kita akan lebih
mudah dalam memperbaikinya.
6. Improvisasi tulisan
Setelah
mempelajari tulisan yang telah ada dan mengetahui adanya
kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam tulisan, atau justru dalam
tulisan tersebut terdapat hal-hal yang kurang perlu sehingga harus
dieliminasi dari isi buku. Kita harus mengimprovisasi tulisan
tersebut. Caranya, tentu saja dengan mengeliminasi hal yang dianggap
kurang penting, memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penulisan maupun
penyusunan buku, serta memilih kosakata yang lebih baik, lebih efisien
namun tidak mengurangi estetika dalam pengemasan tulisannya.
7. Revisi
Revisi perlu
dilakukan untuk memperbaiki semua tulisan. Dalam beberapa kasus,
biasanya saat revisi banyak penulis mengatakan revisi sama dengan
penulisan ulang sebagian maupun seluruh isi buku. Revisi ini bertujuan
untuk membuat suatu karya tulis agar lebih baik dari sebelumnya.
8. Pengeditan
Ketika revisi telah dilakukan, hal terakhir dalam menulis adalah ‘editing’
atau pengeditan. Pengeditan dilakukan untuk membenahi penulisan
(apabila ada penulisan ataupun penggunaan kosakata yang salah) juga
membenahi tata letak tulisan dan penyusunan tulisan tersebut agar
memiliki estika yang dapat menarik minat pembacanya. Ketika pembaca
telah memiliki minat untuk mengetahui isi dari tulisan tersebut, maka
akan lebih mudah bagi mereka mengerti maksud dari tulisan yang kita
buat.
9. Merancang lay-out isi, background, dan cover
Penampilan
dari sebuah buku, sangatlah mempengaruhi penyampaiam informasi yang
terkandung di dalamnya. Untuk itulah, selain isi, kemasan dari buku
tersebut perlu diperhatikan lebih serius. Paduan warna, kesesuaian
jenis huruf, ketepatan ukuran huruf, penggunaan table, grafik, gambar
dan lain sebagainya juga menentukan kualitas buku yang dibuat. Tampilan
isi buku yang menarik (dengan adanya perpaduan warna, pengaplikasian
animasi dsb) akan merangsang indera pelihat agar tidak bosan saat
membaca buku tersebut. Dengan demikian, isi pun akan mudah
tersampaikan.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah desain cover. Jilid buu, harus dirancang mewakili informasi yang terkandung dari isi buku tersebut. Cover yang menarik dapat menumbuhkan minat untuk mengetahui lebih lanjut apa yang disampaiakan dalam isi.
10. Penjilidan
Setelah
penyususnan buku telah selesai, maka buku pun siap dijilid. Telah
banyak tempat yang memberikan jasa penjilidan sehingga Anda dapat
menggunakan jasa tersebut, misalnya di tempat foto kopi atau
percetakan. Atau bila memungkinkan, Anda dapat menjilid sendiri
(apabila Anda mampu untuk itu.)
Selamat mencoba!